Hallo, balik lagi bersama the Dark Knight dan White Prince. Kuharap White Prince bisa meng handle buku tamu agar teman-teman yang memberi komentar bisa terpuaskan. Nah, kali ini Rempong on the Week kita adalah Iqma, yang nama Fbnya sering bikin kita salah paham (aku juga) Awalnya kukira Gina termasuk dalam nama aslinya, eh ternyata G. Ok, langsung saja, pecinta warna Hijau ini punya pengalaman horror yang benar-benar horror. Akan kuceritakan dalam bentuk cerpen...
Suatu malam di sebuah kamar kos yang damai, tinggalah tiga gadis yang sedang mengisi waktu bersama. Cewek Rempong bernama Iqma sedang memijiti tangan kakak kosnya, mbak Tika yang berbaring dengan santai diatas ranjang. Mbak Frida (ya, sebut saja Frida, karena aku lupa namanya) sedang serius mengerjakan skripsi, mengetik dengan serius di depan laptopnya. “Ini jum’at apa, ya?” tanya mbak Tika pelan. Iqma mengecek tanggalan di dekatnya, kemudian berkata, “Jum’at Pon, mbak” “Oh, Pantesan” ujar mbak Tika misterius. Tiba-tiba ekspresi wajah mbak Tika berubah, ia nampak menagis tertahan. Iqma menghentikan pijitannya, kemudian memanggil mbak Frida. “Mbak, ini kenapa?” tanya Iqma bingung melihat ekspresi wajah mbak Tika. “Gawat, dia kumat lagi” ujar mbak Frida yang tiba-tiba membuat bulu kuduk Iqma berdiri. Benar saja, ketika Iqma memandang wajah mbak Tika, wajahnya menyeringai. “Kyaa...” jerit Iqma ketakutan. “Kenapa mbak Tika mesem begitu?” “Itu bukan mesem, dia menyeringai”, teman satu kos mereka tiba-tiba datang, namanya mbak (sebut saja) Fina. “Pegangi tangannya, Iqma!” teriak mbak Frida. Secepat kilat, Iqma kembali menggenggam erat lengan mbak Tika yang kini sudah berubah menjadi dingin. Mbak Fina juga ikut memegangi tangan mbak Tika. “Mbak Tika kenapa?” tanya Iqma ketakutan. Mbak Frida tak menjawab, pelan-pelan dia mengajak bicara mbak Tika yang masih menyeringai. “Niki sinten, nggih?” Sambil menyeringai, mbak Tika menjawab “Aku tilek putuku”... Iqma menelan ludah, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. “Oh, niki mbahe? Mbak Tika mboten kenopo-nopo og, mbah. Mbahe medal, nggih...” ujar mbak Frida mencoba menyembunyikan rasa takutnya. “Yo..” jawab mbak Tika yang sedang kesurupan segera. Iqma dan mbak Fina saling berpandangan, ini belum selesai. Tiba-tiba tangan mbak Tika bergerak makin kuat, tapi Iqma dan mbak Fina terus menarik tangan itu. “Jangan sampai melepaskan tangannya, kalau sampai lepas, Tika akan membentuk lengannya seperti seorang pertapa” ujar mbak Frida memeberitahu. Tiba-tiba mbak Tika menagis keras sambil berteriak, “Nenen... nenen... nenen....” “Ini kenapa lagi?” Iqma merinding. “Dia kerasukan lagi” tebak mbak Fina. “Niki sinten, Nggih?” tanya mbak Frida pelan. Tak ada jawaban, mbak Tika terus menangis seperti anak kecil. “Bagaimana ini?” ujar Iqma ketakutan. “Coba pakai bahasa Indonesia” usul mbak Fina cepat. “Ini siapa, ya?” tanya mbak Frida lagi, kali ini dalam bahasa Indonesia. “Ini Ayu...” jawab mbak Tika. Iqma menelan ludah, memandangi kedua kakak kosnya. “Ayu? Ayu siapa?” tanya mbak Frida pelan. “Ayu temannya teteh...” jawab mbak Tika dengan nada horror. Rasanya lemas, Iqma dan mbak Fina terus memegangi tangan mbak Tika. “Ayu kesini buat apa?” tanya mbak Frida menekan rasa takutnya. “Ayu mau jagain teteh” ujar mbak Tika pelan. “Ayu keluar ya, teteh kesakitan” pinta mbak Frida. “Enggak mau, Ayu mau jagain teteh” ujar mbak Tika yang kesurupan bersikeras. Suasana horror terus berlanjut ketika Ayu tak mau keluar dari tubuh mbak Tika meskipun mbak Frida terus mengiming-iminginya dengan berbagai hal, lalu... “Ayu kesini sama siapa?” tanya mbak Frida menelan ludah. “sama temen-temen..” Brrr... Iqma merinding hebat. Sebelum ia sempat berkata, mbak Frida kembali berkata, “Ayu, temen-temennya Ayu dimana?” “Di luar” “Jangan suruh masuk, ya...” Tak ada jawaban selama beberapa saat kemudian Ayu mengiyakan. “Ayu, teteh kesakitan, Ayu keluar dulu, ya...” pinta mbak Frida lagi. Ayu tetap menolak. Iqma dan mbak Fina mandi keringat karena sejak tadi belum berhasil mengeluarkan Ayu dari tubuh teman kos mereka. “Ayu keluar dulu ya, kapan-kapan Ayu main lagi...” ujar mbak Frida yang tiba-tiba berhasil membuat Ayu setuju untuk keluar dari tubuh mbak Tika.
******
“Ayu adalah sahabat gaibku. Dulu aku menemukannya di rumah sakit. Dia berumur 4 tahun, aslinya Bandung. Dia dibuang di Semarang oleh ibu tirinya dan meninggal disini” beritahu mbak Tika setelah sadar. Mbak Frida, mbak Fina, dan Iqma tampak lemas. “Sekarang masalahnya, tinggal kapan lagi dia akan datang” ujar mbak Frida sambil menelan ludah
******
Wow, aku sendiri G bisa mbayangin kalau mengalami kejadian seperti yang dialami Iqma. Waktu itu memang dia lagi di saat dan tempat yang tidak tepat. Wah, kemampuan menulis cerpenku malah kubagi-bagi disini. Hmm, itu diatas tidak mendramatisir ya, memang kenyataan tu sebenarnya lebih menarik daripada cerita fiksi.
The Dark Knight: Kamu sering galau ya? Status-statusmu terus galau
Iqma: Akhir-akhir ini... iya. Masalah private. Biasalah, masalah anak muda. Tapi sekarang aku sudah bahagia bisa bersama kalian semua (memandangi teman-teman Rempong yang sibuk latihan dan main)
The Dark Knight: Kehidupan asmara, ya?
Iqma: Iya, baru saja bergejolak, dhasyat sekali. Aku baru saja ditinggal pacar, dan dia udah dapat lagi (G perlu kutanya sekalipun, pasti teman-teman juga bisa menebak, siapa diputusin siapa)
The Dark Knight: memang seberapa besar hal ini mempengaruhi kuliahmu (Ingat kuliah juga!) ?
Iqma: Hampir 30%, gara-gara hal itu bikin aku G konsen tiap ngerjain tugas kuliah
The Dark Knight: memang seberapa besar sih pengaruh pacar terhadap kehidupanmu?
Iqma: Pacar tu sebagai motivasi, tempat untuk bercerita dan tukar pendapat
The Dark Knight: Memang cowok favoritmu tu seperti apa? (sambil menunjuk seseorang sebagai contoh)
Iqma: (tertawa) Sedikit banyak mengerti aku, soal penampilan, yang penting setidaknya pantes buat diajak kondangan dong, Suf (kembali tertawa)
(teman-teman yang lain mengamati sesi wawancara ini dengan mata berbinar-binar)
The Dark Knight: Ok, pertanyaan selanjutnya...
Iqma: (tiba-tiba memotong) Hlo, kamu G menanyakan siapa mantanku yang bikin aku galau beberapa hari terakhir ini?
The Dark Knight: Enggak, itu kan sudah masuk privasi (menjawab dengan wajah bijaksana)
Handoko: (tiba-tiba nimbrung) Suf, bagi dia itu, hal tersebut bukan privasi!!
The Dark Knight: (berpikir sebentar) Ok, terserah kamu. Boleh kalau kamu mau mengatakan
Iqma: namanya Andriansyah, anak Bumiayu, jurusan Sastra Inggris, semester 9 (menjawab dengan lancar) Ganteng banget, Suf...
The Dark Knight: (G bisa bayangin klo orang yang dimaksud Iqma membacanya. Aku minta maaf kalau misalnya ada yang etrsinggung T_T)
Pecinta novel berjudul DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMEBENCI ANGIN ini suka menulis, karyanya berupa curhatan dengan gaya tulisan Alay. Novel berjudul keren diatas bercerita mengenai cinta yang tidak terungkapkan, dikemas dengan gaya bahasa yang metaforis, dan isinya menginspirasi. Ya, kaya’nya dia berharap teman-teman pembaca juga mencari dan membaca buku tersebut.
Iqma: (tersenyum simpul, mungkin sedang mules, jadi G dijawab kata-kataku)
Mata kuliah favorit Iqma adalah PLH karena dosennya enak dan kuliahnya sering kosong (Haia, hla gimana dapat ilmunya kalau sering kosong?) Pendapat Iqma tentang latihan drama HAH sejauh ini yaitu masih asyik-asyik saja, tapi ia sebenarnya tidak kuat kalau latihan hingga tengah malam karena ia gampang masuk angin, jadi dia berharap latihannya jangan sampai melebihi jam 12 malam. Meskipun kedua sahabat baiknya, Silvi dan Ana (bukan Ana Istiana Noor) memakai kerudung tapi untuk sekarang, Iqma belum berencana memakai kerudung. Bagi Iqma, kedua sahabatnya itu berpengaruh besar dalam hidupnya. Mereka mengetahui dirinya luar dalam. Awal keduanya bersahabat ketika Silvi dan Iqma serombel dalam agama, keduanya jadi dekat, kemudian Silvi ‘merekrut’ Rumiana. Jadilah Charlie’s Angel seperti sekarang. Bagi Iqma, ibunya memiliki peran besar dalam hidupnya. Tanpa ibunya, Iqma takkan bisa menjadi seperti ini (bukan menjadi Galau), ibunya selalu memotivasinya tiap kali dia berada di titik terendah. Ibunya memberitahunya untuk menjadi kuat.
The Dark Knight: Apa kamu merasa ceking?
Iqma: Iya (tertawa sambil mencubit) Saya butuh beberapa kilo lagi untuk ideal
Handoko: (tiba-tiba nimbrung lagi) Kamu kalau makan...
Iqma: (memotong kata-kata Handoko) Aku G pernah khawatir untuk makan banyak karena tetep segini terus
The Dark Knight: Apa kamu ingin tinggi?
Iqma: Tidak juga (TENAN PUORA???) 156 cm, saya sudah bangga (menjawab dengan lancar)
Pecinta paket makan berisi sayur asam, ikan pindang, sambal trasi, es nutrisari dan milo anget ini biasa mengusir galau dengan jalan-jalan lalu makan pedas. Ni anak memang suka sekali pedas (sama, aku juga). Sebenarnya Iqma merasa rendah diri, ia merasa dirinya ini serba tanggung, jadi dia tak bisa menjawab ketika kutanya apa bakatnya. Selain itu, Iqma juga suka mengeluh. Hal ini yang tidak disukai Silvi darinya (Ya, semoga Iqma G sering-sering mengeluh lagi). Sejak SMP sampai sekarang, Iqma merasa tak ada hal signifikan terjadi padanya, ia merasa masih sama saja seperti dulu, mungkin ketika dulu saat di awal-awal masuk SMP dia cukup pendiam karena berada disekolah yang terlalu elit (isinya anak-anak elit) jadi hal itu membuatnya minder, tapi ketika ia masuk kelas 3, ia mulai menemukan teman-teman yang mengerti dirinya, keempat sahabat dan dirinya itu membentuk kelompok LHOPETZ CS (Entah apa artinya) bahkan Iqma sampai membantu teman satu kelompoknya berantem dengan siswi lain gara-gara rebutan cowok (Ternyata ni anak sudah Rempong dari sananya. Hmmm -_- )
The Dark Knight: Kostmu yang sekarang gimana?
Iqma: Menyenangkan, Cuma ada satu orang saja yang menyebalkan
The Dark Knight: Kenapa? (Dalam hati: ni anak banyak banget masalahnya)
Iqma: Orang itu sekarang pacaran dengan mantanku, tapi bukan mantanku yang kuceritakan tadi, yang ini pacaran dengan mantanku yang sudah lama dulu. Dia tu suka nyindir aku
The Dark Knight: Aku jadi penasaran, kamu orang yang seperti apa sih?
Iqma: Aku ini orang yang ceria (tersenyum), sensitif, perasa, dan pendendam
The Dark Knight: Tunggu dulu (sumringah) WOW... (tersenyum mengembang) Sedikit orang yang berani mengakui kalau dirinya pendendam. Kamu hebat, bisa mengakuinya! (memberikan 2 jempol) Lalu apa kamu memberinya kesempatan kalau orang itu minta maaf?
Iqma: Ya iya, memberi kesempatan, tapi dalam hatiku juga masih berpikir, “Kok enak minta maaf? G punya otak!” (dengan wajah dibuat-buat)
The Dark Knight: Mantep, i like it... Ok, pertanyaan lain ya. Bagaimana caramu mendalami karakter tetangga Rempong?
Iqma: Basicly, saya sudah rempong. Saya tinggal meningkatkan diri untuk makin rempong
The Dark Knight: Apa pendapatmu tentang Anam?
Iqma: (tertawa) Dia teman yang baik, tapi yang bikin mangkel tu kalau diajak kerjasama dalam tugas kelompok dia LAMA
The Dark Knight: Kenapa sekarang dekat dengan Muslim dan Ojan?
Iqma: (kembali tertawa) berawal dari cari tugas Dasmed di Perpus, Berlima (Iqma, Silvi, Rumiana, Ojan, dan Muslim) makan di Pleburan waktu pulangnya, sekaligus bikin surprise party untuk Muslim yang lagi ultah (So Sweet)
Sebenarnya Iqma daridulu berusaha acuh, tapi ia tak bisa, ia tetap saja sensitif terhadap berbagai hal. Bagi Iqma, dirinya biasa-biasa saja. Kecantikan baginya adalah orang yang bisa menampilkan auranya (yang kaya’ apa, tuh?) Kejadian paling memalukan yang pernah dialami oleh Iqma adalah ketika ia salah memanggil orang. Dia punya teman verifikasi bernama Luna (anak bahasa Jawa), waktu di tangga setelah mulai kuliah, dia melihat luna berjalan di tangga. Iqma bersemangat memanggilnya, eh ternyata bukan. Ha9X... Iqma juga pernah kecelakaan, di Batang dulu saat masih SMA, 3 hari sebelum ke Bali ia jatuh dari motor, lecet-lecet hingga disuntik tetanus (ya, aku juga hampir disuntik tetanus). Endingnya Iqma tetep bisa berangkat ke Bali meskipun dengan tubuh lecet-lecet. Hal yang paling ditakuti Iqma di dunia ini adalah kehilangan seseorang (Wow, dalam banget jawabannya). Saran terhadap latihan selanjutnya adalah agar teman-teman yang lain tidak berisik ketika ada yang latihan karena itu mengganggu. Menurut Iqma, teman-teman KEMPONG sudah baik dan solider.
Lalu, pendapat sahabat Iqma tentang dirinya.
Rumiana dan Silvi: Dia tu kalau dari luar kelihatan cerewet banget, tidak meyakinkan gitu. Tapi kalau ma temen, dia tu setia kawan banget. Oh iya, sekalian nitip pesan buat Iqma, “NIKMATILAH HIDUPMU KAWAN, JANGAN KAU BUAT NERAKA DI HIDUPMU”
Wow, benar-benar sahabat-sahabat yang baik. Hmm... aku senang sekali dengan persahabatan yang seperti ini, benar-benar manis. Lalu kembali lagi ke sesi wawancara.
The Dark Knight: Siapa anak BSI yang paling kamu idolai? Hehe... (tertawa penuh arti)
Iqma: Aduh, pertanyaane kok ngono sih? G ada! (menjawab cepat)
The Dark Knight: Ah, bohong! Aku sudah tahu siapa idolamu disini. Ha9X...
Iqma: Pertanyaan selanjutnya!!!
The Dark Knight: Ini yang terakhir, apa alasanmu memilih KEMPONG? [ini pertanyaan wajib, jadi yg mau diwawancara harap siap2 dg pertanyaan ini...hahaha]
Iqma: Karena aku titip Silvi. Aku dan Ana titip Silvi, kami ingin mementaskan drama bersama... (tersenyum melihat sekeliling)
Ok, it’s done... Wow, Iqma ternyata anak yang complicated ya (namanya juga cewek). Semoga teman-teman terhibur dengan artikel kali ini. The Dark Knight dan White Prince mau ngasih semangat buat para pembaca: semester 5 ini memang berat, tapi ayolah, sudah sejauh ini, mari kita berjuang bersama-sama! Semangat! Nah, siapa selanjutnya yang akan jadi Rempong on the Week? Bisa aja kamu yang berikutnya. Jangan lupa ngasih komentar di buku tamu ya. The Dark Knight and White Prince undur diri, See Ya..