Rio Rempong (bagian 2)


Rio , Si White Prince yang (akhirnya) terungkap
(Bagian 2)

Apa kabar para pembaca? Hehe.. padahal tinggal beberapa edisi lagi tapi updatenya luaaamaaa sekali, hahahha... The Dark Knight dan White Prince terhanyut juga dengan euforia PPL jadinya penulisan dan penerbitan edisi kali ini benar-benar tersendat-sendat. But it’s ok, akhirnya edisi Rio bagian 2 hadir juga. Sebagai intermezzo, teman-teman sudah siap belum untuk menghadapi PPL, our another huge step to finish our study in UNNES? Yah, apapun jawabannya tetep harus siap. Pembekalan micro teaching sampai pembekalan PPL (yang seolah G terasa) akhirnya menuntun kita untuk sampai juga di upacara penerjunan, lalu observasi pun dimulai. Setidaknya artikel ini kami harapkan dapat menjadi teman bagi para pembaca untuk kurang lebih 1 minggu ke depan. Meskipun berpisah, tapi Gpp, yang penting tetap berkomunikasi dan semoga bisa saling membantu bila nanti menemui kesulitan selama PPL. Baiklah, kembali ke bahasan kali ini. Karena Rio ‘milek’ dengan draft artikel The Dark Knight (belum jadi) endingnya ia pun pengen artikelnya ini ditulis dengan konsep yang sama dan (akhirnya) White Prince pun langsung turun tangan agar edisinya ini menjadi lebih menarik (soalnya edisi lalu dikritik oleh mas-mas bengek berprestasi). Langsung saja ya masuk ke artikel kali ini, Silakan menikmati...

The Dark Knight : (membalik-balik kertas pertanyaan) (em.... memulai lagi wawancara dengan pertanyaan) seberapa besar pengaruh kakekmu terhadap hidupmu? Soalnya kalau kamu sedang mendebatkan sesuatu, sering bilang, “semua perbuatan bergantung niat”. Kakekmu sering bilang seperti itu, ya?
Rio : Benar sekali. Mbah itu banyak memberi saran atau jalan keluar dari masalah waktu aku belum kuliah di semarang. Sekarang juga masih sering memberi saran kalau aku mudik dan kemudian aku main ke rumah mbah. Dulu waktu aku kecil seumuran 4 atau 5 tahun, saat itu aku masih TK dan ketika Bapak Ibu sedang mengajar di sekolahnya masing-masing, aku terkena demam. Jadi aku ga masuk sekolah. Saat itu mbah mengajakku mengunjungi tempat bekerjanya dengan menggendongku sambil menyuruhku mengunyah Bodrexin. Saat itu aku sangat senang bisa diajak ke tempat bekerja beliau. Diperkenalkan ke guru-guru sekolah dan ke murid-murid. Saat aku dan mbah pulang, demamku sembuh. Kedengarannya aneh tapi memang seperti itu. Maka sejak itu, beliau termasuk anggota keluargaku yang sangat ku hormati sampai kapanpun. Lalu mbah itu sosok yang sangat mengerti cucu-cucunya. Beliau tidak pernah membentak-bentak cucunya. lagipula yang mengajarkanku untuk tidak takut dengan hal-hal  ghaib yo kakekku. Manusia itu makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna (masa takut sama Jin sampai-sampai ada yang meminta kekayaan dan kalau lewat .jalan atau tempat yang menyeramkan malah ngomong “permisi.. numpang lewat dsb...). beliau juga mengajarkan bahwa semua perbuatan itu bergantung niat dari pelakunya, kalau niatnya sudah baik tapi dinilai negatif oleh orang g apa-apa, Allah tau niat awal kita. Asal saat kita melakukannya tidak berubah dari niat awal.
The Dark Knight : Lalu sekarang masmu gimana, Io?
Rio : Dia kakak yang baik dan peduli dengan adiknya. Itu sangat terasa terutama setelah aku menginjak pendidikan di SMA. Dia selalu bertanya “gimana sekolahmu Io???” Makanya hingga sekarang kami saling berkomunikasi walaupun sekarang kakakku tidak menetap di Semarang lagi. Saat aku mudik, yang selalu aku inginkan adalah kakakku juga bisa pulang sehingga kami bisa berkumpul dengan lengkap. Rasanya menyenangkan dapat berkumpul bersama di rumah (aku ngomonge aneh ngene.. Hahaha tapi memang begitu adanya).
The Dark Knight : Dari kekuranganmu, ada yang ingin kamu ubah engga?
Rio : Ada. Pertama kebiasaanku bablas shubuh itu yang pengin aku ubah. Pengin bisa bangun shubuh terus menerus (Hahaha) yang kedua itu sikap mood-moodan ku... pengin konsisten dan bisa menjalani semua tanggung jawab dan kewajibanku tanpa harus nunggu ada mood. Soalnya menurutku bakal jadi orang yang merugi kalau menuruti mood. Contohnya Kalau lagi moodnya enak bisa cepet garap tugas , tapi kalau lagi ga mood terus dituruti moodnya... malah nanti terbengkalai tugasnya. (waaaah, kita ni emang terbalik kebiasaannya)
The Dark Knight : kenapa kamu suka main air kalau di kolam renang padahal kamu takut dengan kedalaman? (tidak habis pikir, soalnya kalau lihat kolam, Rio tu bawaannya pengen nyebur aja)
Rio : (tertawa karena tidak percaya dengan pertanyaan ini) Haha... Oke-oke aku jawab. Sebenarnya aku suka air karena menurutku air itu membawa suasana keceriaan buat manusia, aku contohkan saat orang bermain di kolam renang Water Blaster. Semua orang kan kelihatan senang, ga ada yang sedih dan galau apalagi menangis. Nah seperti itulah, aku ingin memposisikan air dalam hidupku. Sebagai pengembali keceriaan saat aku mengalami jenuh. Sebenarnya ketakutanku akan kedalaman dari kecil. Dulu sempat belajar renang saat aku masih kecil. Pertama kali, temanku yang mengajariku. Dulu sempat akan tenggelam karena langsung nyebur di kolam 1,5 meter. Tapi beruntung, temanku memegangi tanganku dan ditariknya ke pinggir.  Setelah itu malah aku jadi takut kedalaman.
The Dark Knight : Dulu saat awal pemberian nama untuk pementasan drama rombel 2, kenapa kamu memberi nama perdu?
Rio : Begini, saat awal rombel 2 pementasan drama berkumpul, kalau ga salah kumpulnya di sebelah panggung terbuka. Nah, kan ada usul dari teman-teman mengenai membuat grup Facebook dan sekalian diberi nama. Nah dulu, saat aku tanya mau nama apa, teman-teman yang lain ga pada jawab. Jadi setelah pulang ke kost, aku langsung buat grup biar segera jadi dan memasukkan anggota-anggotanya. Nah karena masih bingung mengenai masalah nama, akhirnya aku pilih nama sementara menunggu respon dari teman-teman. Aku mengambil akronim dari “Pementasan Drama Rombel Dua” yaitu “Perdu”. Setelah jadi, aku memasukkan nama teman-teman yang jadi anggota drama rombel dua meskipun belum semua anggota masuk saat itu. Nah paginya aku ketemu sama teman-teman, dan sesuai dugaanku mereka memberi komentar dengan akronim “Perdu” itu. Ada yang setuju dan ada pula yang ga setuju. Malah ada juga yang ketawa ngakak dengar akronim itu (saat itu aku cuma senyum, kan mereka ga tau  kalau sebenarnya nama itu hanya sementara). Sesuai rencanaku, setelah ada akronim “Perdu”, teman-teman akan mencari nama yang disepakati.  Dan benar saja, muncullah nama “Kempong” sebagai akronim dari nama Keluarga Rempong. Setelah itu, kan sepakat diganti. Jadi rencanaku berhasil. Untuk dapat memunculkan ide orang kan perlu stimulus, setelah diberi stimulus maka orang pasti akan memberikan respon pada kita. (Iya, dan luar biasanya yang merespon hingga berhasil mengganti namanya menjadi KEMPONG adalah The Dark Knight)
The Dark Knight : Kata mas-mas bernama Yusuf,  kamu yang memberikan nama arisan yang dikelolanya dengan nama BSI Sejahtera, ya? Apa filosofimu?
Rio : Benar sekali, dulu saat mas-mas bernama Yusuf mengajak aku untuk ikut arisannya kan aku tanya (kurang lebihnya seperti ini)
Rio : mas Yusuf, nama arisan’e ono ga?(ndobol deh, Ogak tau ngundang aku mas, lagian umurmu lebih tua)
Yusuf : yo arisan wae.(berwajah datar, seolah berkata, “Dia serius bertanya hal tersebut? Penting, ya?”)
Rio : lho elek kui, piye nek dikei jeneng?
Yusuf :Moh Wueeee... (berwajah meledek)
Rio: Ayolah dike’i jeneng (berwajah memaksa)
Yusuf: Ok Ok (tertawa)  jenenge opo?
Rio : Piye nek “BSI Sejahtera” ?
Yusuf : Hahaha (tertawa dengan ciri khasnya saat semester 3. Udah pada tau kan?) yowis.. yowis... (karena males berdebat, jadi mengIYAkan saja)
Nah, mulai dari situlah nama BSI Sejahtera muncul. Filosofinya sich sederhana. biar teman-teman BSI yang ikut itu sejahtera, karena itu sistemnya kaya’ nabung. Belajar me-manage uang kan perlu. Apa lagi ada mas-mas bernama Yusuf yang dengan sukarela meluangkan waktu untuk menagih saat waktu pembayaran. Yang aku salut dari program arisan itu adalah anggotanya yang setiap semester semakin banyak hingga puncaknya pada semester 6 kemarin. Anggotanya sampai di kelompokkan tiap mata kuliah.. haha
The Dark Knight : masih kata mas-mas bernama Yusuf, kamu selalu bisa dibawa ke kolam yang dalam oleh teman-teman renangmu? Kamu kok selalu bisa dibohongi oleh mereka, sih?
Rio : Haha.. Itu bukan karena aku dibohongi. Sebenarnya kalau aku dan teman-teman BSI di kolam renang mesti mereka sengaja menarikku ke tengah kolam yang dalam dan mereka akan membiarkanku bertahan hidup sendiri di tengah-tengah kolam.  Tapi rencana mereka tidak akan pernah berhasil. Hahaha
The Dark Knight : Cong....kaknya tawamu.. Emang kenapa kok G berhasil? (perasaan G enak)
Rio : hahaha (dengan ekspresi menyeringai) itu karena aku selalu menarik pundak Yusuf agar ikut ke tengah kemudian aku meloncat-loncat dengan pijakan pundaknya  sehingga aku tidak akan tenggelam, dan cara itu selalu berhasil.. hahaha
The Dark Knight: Iya, cara itu selalu berhasil (ekspresi kesal), dan tiap berhasil kamu akan tertawa-tawa sambil berkata, “Aah, aku jadi tinggi.. Aku jadi tingggi...” Dasar, bilang aja kamu G mau tenggelam sendirian... (dengan muka kesal)
Rio : Hahaha... lanjut...
The Dark Knight : Bagaimana pendapatmu terhadap Pimpro, sutradara, dan asstrada?
Rio : Sejujurnya aku menghargai mereka semua saat bekerja mengawal teman-teman selama kurang lebih 6 bulan. Aku langsung menilai saja ya.. Pimpro itu kurang tegas. Saat latihan harusnya pimpro lebih bisa mengingatkan teman-teman yang pada ga memperhatikan contohnya saat latihan di sayap auditorium. Aku ngeliatin saat adegan awal saat Fina dkk. Lagi latihan eh yang lain mlh asyik ngbrol sendiri. Dan pimpro tidak berusaha mengingatkan. Tapi pimpro juga aku beri apresiasi tinggi khususnya saat ada masalah. Aku inget saat ada masalah internal di antara pemeran “tetangga-tetangga” rempong, dan saya tau bahwa yang berusaha mendamaikan “tetangga-tetangga” itu ya pimpro. Mbuh piye carane sampai pada mau latihan lagi. Terus untuk sutradara dan astrada aku mengkritik saat di awal latihan. Saat itu keputusan sutradara dan astrada adalah pemlotingan peran untuk masing-masing anak, nah setelah berjalan berapa kali latihan kan ada perubahan mengenai pemotongan beberapa bagian cerita. Disitu beberapa orang ga jadi main kaya “keluarga ngapak” yang dalam naskahnya ada. Aku sempat bingung dengan sutradara yang memulai latihan dengan adegan-adegan awal aja, aku yang jadi Pengusaha Ndeso tapi kaya raya jadi bingung jadi main atau engga. Ga ada konfirmasi sama sekali. Jadi latihan malam itu ya aku Cuma duduk liatin adegan awal latihan. Nah itu berjalan sampai beberapa kali latihan. Aku bingung. Maksudnya kalau aku dimasukkan dalam pemain yo konfirmasi tapi kalau aku dijadikan kru yo bilang biar aku fokusnya kemana. Ga bingung Cuma liatin orang latihan. Tapi aku juga memuji semangat sutradara saat teman-teman jenuh latihan tapi sutradara mampu menyemangati biar teman-teman masih mau latihan meskipun mungkin sutradara sendiri lelah dan jenuh. Seperti saat beberapa hari sebelum pentas, saat Pak Seno bilang untuk mengubah setting. Jelas itu ditanggapi beragam oleh teman-teman tapi sutradara tetap menyemangati kami. Astrada sendiri sudah cukup baik karena ia bisa membagi ilmu yang ia punya buat teman-teman. Aku inget saat astrada membangkitkan mood latihan teman-teman dengan menyuruh kami menutup mata lalu dia “menghipnosis” kami dengan kata-kata yang menenangkan dan membangkitkan mood.
The Dark Knight : Bagaimana pendapatmu mengenai masalah kempong? Lalu tentang kembang api setelah selesai pentas?
Rio : Masalah itu terlihat terlalu di besar-besarkan. Kan awal mulanya dituduh eksklusif dan lain sebagainya.  Ada yang bilang kalau kempong itu menjauhkan diri lah, ini lah, itu lah. Saat teman-teman rombel lain diajak ikut lihat latihan malah ga ada yang datang. Maksudku, kenapa sih? Kita sama-sama manusia, apalagi sama-sama dari satu jurusan yang sama kenapa kita ga menanamkan anggapan yang baik terhadap teman-teman sendiri. Jangan dilihat sisi negatifnya. Kalau untuk kembang api setelah pentas sich sebenarnya bukan perkara yang harus dipermasalahkan. Kalau kita bekerja sama untuk membuat asapnya pergi kan lebih baik daripada hanya menggerutu dibelakang. Aku sendiri bersama beberapa teman ikut membuka koran serta jendela-jendela bahkan mencopot background hitamnya sesaat sebelum mendapat evaluasi dari Pak Seno. Nah setelah mendapat evaluasi juga aku dan teman-teman kembali ke 106 untuk memasang kembali koran di seluruh jendela bahkan sampai semuanya tertutup. Aku merasa menyalakan kembang api di dalam jadi aku harus bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan. Kenapa harus mengadu urat jika kita dapat melakukan sesuatu untuk menyelesaikannya ?
The Dark Knight : Lalu bagaimana rasanya saat pentas? Bagaimana dengan audiens nya?
Rio : Saat pentas itu luar biasa. Persiapan saat pentas sangat melelahkan. Sampai-sampai semua pemain harus rempong merias dirinya sendiri (Untung aku di dandani oleh Mey dan Tanti jadi ga susah-susah). Saat adegan awal aku kan main jimbe di pojok depan lalu di sebelahku ada cewe mungkin semester 1 atau 3 yang tertawa saat tetangga-tetangga itu menyiksa Fina. Sampai dia bilang “pantesan dinamain keluarga rempong” mungkin dia berpikir kalau nama keluarga rempong itu gara-gara keluarganya itu pada rempong semua... Hahaha. Bahkan cewe ini menangis saat adegan Fina akan bunuh diri pertama kali di bagian awal. Suasana  yang terbangun Benar-benar merasuk di dalam ruang 106. Hehe
The Dark Knight : Apa kekurangan yang ingin kamu ubah dari micro teachingmu?
Rio : Yang jelas aku ingin mengubah kebiasaan ku yang sering menggunakan kata “Oke” dan “beri applause”. Sebenarnya saat aku mengajar semua kata-kata yang ingin aku ungkapkan itu sudah ada. Namun, yang keluar mesti 2 istilah asing itu. Sempat saat aku maju mikro di kritik oleh Bu Ida. Makanya sekarang saya lebih hati-hati saat mengeluarkan kata-kata agar penampilanku semakin hari semakin baik. Aku punya prinsip begini, kalau seorang guru tidak mau mendengar kritik maka guru tersebutb adalah guru yang gagal. Karena menurutku guru atau pengajar yang baik adalah guru yang semakin banyak “jam” mengajarnya namun ia tetap belajar dari kesalahan-kesalahan yang ia perbuat di pertemuan sebelumnya. Maka kalau guru atau pengajar selalu belajar dan memperbaiki kesalahannya maka ia adalah guru yang luar biasa.
The Dark Knight : Pernah ga kamu berpikir untuk selingkuh dari pacarmu?
Rio : Begini, aku memandang selingkuh itu seperti khianat. Khianat kan tidak dapat memegang amanat yang diberikan kepadamu. Nah sama seperti itu, kalau kita dalam berpacaran itu selingkuh maka besar kemungkinan saat kita sudah menikah nanti maka kita juga selingkuh. Pacaran itu sebenarnya kalau kita niatnya baik maka sebenarnya itu adalah pelajaran hidup yang baik lho. Misalnya gini, pacaran itu aku gunakan untuk dapat melatih kemampuanku sebagai calon kepala rumah tangga. Saat aku dapat mengatur emosi saat aku dan pasanganku emosi itu merupakan suatu pelajaran yang ga didapat di sekolah atau universitas. Maksudku me-manage suatu hubungan yang baik akan jadi bekal yang baik juga saat aku nanti mengarungi hidup berkeluarga. Kita semua kan suatu saat di masa depan ada masa kita harus berkeluarga dan membina keluarga itu agar menjadi keluarga yang baik. Jadi segala sesuatu kalau di pandang dengan prasangka baik, berniat baik, serta kita jalani dengan baik pula maka itu semua akan jadi baik di akhirnya. Aku kadang agak ga habis pikir dengan pandangan (stereotip) yang memojokkan pacaran ke dalam hal yang tidak baik. Kan bergantung orang yang menjalaninya juga... jangan di generalisasikan hal-hal seperti itu..
The Dark Knight : bagaimana rasanya masuk KEMPONG? Sesuai harapanmu?
Rio : Dulu saat awal-awal masuk kempong aku merasa “asing” walaupun semua personal anaknya aku kenal. Soalnya dulu ada pemrioritasan untuk mengambil MK drama sesuai rombel asli. Saat pengisian KRS pun sebenarnya ingin mengambil rombel asliku namun karena aku mengisi KRS hari ketiga setelah pembukaaan pengisian makanya rombel asliku penuh. Aku ga habis pikir kenapa ada yang ngambil jatah rombel orang tapi yo wes gpp. Nah karena rombel asliku penuh itulah aku memilih rombel 2. Terus pas awal pertemuan aku lihat Rumiana juga ada disitu dan baru mengetahui kalau ada orang luar masuk rombel 2. Padahal gpp sich ngacak-ngacak rombel gitu... Aku juga bukan orang yang selalu taat ngambil rombel asliku terus. Cuma kalau jadwalnya ga tumbukan dan rombelnya masih ada tempat yaudah masuk rombel asli. Sebenarnya setelah beberapa kali pertemuan, aku merasa sangat nyaman dengan peran yang aku jalani. Peran sebenarnya sebagai seorang manusia sosial yang merasa diterima di lingkungan asing. Kalau bicara harapan sich, sebenarnya aku menilai harusnya rombel ini lebih baik dalam lingkup hubungan profesional antar anggotanya sehingga semua orang didalamnya dapat melebur jadi satu. Tapi kan tidak semua orang berpikir seperti itu. Tapi setelah pentas sich semua itu terbayar dengan animo penonton yang luar biasa, energi yang ada dalam ruang 106 saat itu sangat kuat sampai-sampai ada teman-teman MEDP yang pada minta tanda tangan ke aku, nuruddin aji, dan aji smile terus beberapa pemain lain.. Hahaha..
The Dark Knight : kenapa ga takut dengan hal yang horor-horor?
Rio : Menurutku horor itu dibuat oleh film atau tayangan di televisi.  Kan banyak tuh  film yang menayangkan hantu dsb. Nah dari situlah bayangan kita mengenai makhlus halus mulai terbentuk. Sebenarnya “mereka” akan takut dengan sendirinya dengan kita. Tapi kalau kita yang takut, malah mereka yang menjadi tambah kuat karena menyerap energi yang kita lepaskan saat kita takut. Sebenarnya yang banyak menampakkan diri itu dari golongan jin. Mereka itu memang sering jail dan menguji manusia dengan berusaha menampakkan diri. Kan mereka juga punya koloni-koloni sendiri. Koloni yang terbesar itu ada 3 jenis. Jenis yang pertama itu yang ada di darat. Lalu jenis yang kedua di udara, kemudian yang ketiga yang berjalan di lumpur. Nah rasa takut yang berasal dari dalam diri itu harus dilawan bukannya kita malah lemah.
The Dark Knight : apa yang terlintas di pikiranmu saat aku menyebutkan kata-kata ini, kehidupan? PPL? KKN?
Rio : kehidupan itu jembatan menuju kehidupan kekal nanti di akhirat. Tinggal kita pilih mau memperkuat dan menghias jembatan itu dengan amal kebaikan apa malah mempercepat pengeroposan pondasinya dengan hal yang dilarang oleh tuhan. Itu bergantung pilihan individu masing-masing. PPL itu saat dimana kita berlatih sebelum benar-benar “Diterjunkan dan di lepas liarkan” di dunia pendidikan. Untuk itu, momen itu akan saya manfaatkan sebagai ujian saya menuju pengaplikasian semua ilmu yang saya dapat selama di Unnes. KKN itu lebih kurang mengabdi pada masyarakat dan langsung  hidup di tengah masyarakat itu sendiri. Jujur saya sendiri tidak kaget saat di kecamatan ku ada POS PBA. Saya memang merasa orang-orang tua di kecamatanku membutuhkannya. Tidak mungkin saat ini mereka masuk Sekolah Dasar kembali untuk dapat mengenal aksara. Sedangkan banyak dari mereka masih harus bekerja. Entah itu sektor pertanian maupun  bekerja di sektor perdagangan.  Mudah-mudahan program KKN Unnes yang tahun kemarin di laksanakan di Kabupaten Brebes dan daerah-daerah di sekitarnya itu masih dapat berlanjut ditahun 2012 ini.
The Dark Knight : Kamu dulu pernah bilang, kamu lebih suka dengan orang yang berkerudung. Apa kamu berpikir kalau semua wanita berkerudung itu sebaik penampilan mereka?
Rio : Ga gitu juga sich. Aku tidak memandang seorang yang berkerudung pasti baik dan yang tidak berkerudung itu buruk kelakuannya. Prinsipku gini. Semua orang itu punya sisi negatif dan sisi positif, yang membedakan adalah lebih dominan sisi yang mana. Itulah yang menjadikan orang itu baik atau buruk. Wanita yang berkerudung itu mencerminkan kalau ada usaha dari dirinya untuk menutup aurat yang seharusnya tidak diumbar di depan umum. Nah yang masih berusaha saja belum tentu orang baik apalagi yang tidak berusaha. Gitu... (Nah kalau Cuma berkerudung demi ‘tuntutan’ saja gimana, terus pas sedang bebas dari ‘tuntutan’ tersebut malah berpakaian minim? Dan PD aja seolah G ada apa-apa yang terjadi)
The Dark Knight : Bagaimana pendapatmu saat rombel 1 di jadikan bahan olok-olokan oleh beberapa orang saat tidak mengikuti lomba di PORSIATER?
Rio : Sebenarnya saya tahu bahwa itu hanya becanda. Jadi saya tidak pernah memasukkan dalam hati. Yang ingin saya komentari adalah sikap apatis dari orang-orang di rombel 1 saat itu, kalau tidak salah semester 3. Mereka yang sudah tau bahwa akan ada lomba malah mereka tidak merespon. Maksudku, seharusnya kita dapat berpartisipasi untuk memeriahkan acara itu. Kalah menang bukanlah jadi soal  yang penting adalah kekompakkan dan kebersamaan yang terbangun.
The Dark Knight : Kamu tidak setuju dengan sistem UKDBI? Apa yang melatarbelakangi ketidaksukaanmu itu?
Rio : Iya. Begini ceritanya. Dulu aku sempat mendengar cerita kakak tingkat kita yang belum diwisuda gara-gara tersangkut UKDBI. Ujian skripsi pun sudah dilakukan, ujian TOEFL dan syarat-syarat lain untuk wisuda sudah semua diselesaikan. Sehingga mempengaruhi jumlah wisudawan atau wisudawati dari jurusan BSI. Bahkan saat gelombang pertama tahun 2012, wisudawan wisudawati BSI hanya beberapa orang saja. Bukannya aku menjudge UKDBI itu jelek, namun sistemnya saja yang harusnya dapat lebih baik atau juga dapat mengadopsi sistem TOEFL. Dengan mengadopsi sistem TOEFL maka soal-soal dapat dibahas sehingga kemungkinan lulus dapat lebih tinggi. Evaluasi yang digelar dengan melihat dimana letak kesalahan tiap butir nomor juga harus dilakukan, namun itu juga berdampak pada harus diperbaruinya soal secara berkesinambungan (aku iki ngomong opo... ngomong kok ning blog tok yo wanine...)
The Dark Knight : Kamu menganggap semua temanmu itu sama. Berarti tidak ada yang kamu anggap sebagai sahabat baikmu?
Rio : Begini, definisi sahabat baik menurutku ialah orang yang selalu mengerti dan membantu kita disaat kita kesusahan dengan tidak memandang sifat buruk atau hal buruk yang sudah kita lakukan di hari atau masa sebelumnya. Jadi aku dalam berteman selalu berusaha untuk berkontribusi sama rata terhadap teman-temanku. Mungkin orang memandangnya bahwa aku jadi orang di BSI yang tidak dekat dengan siapapun. Ya itu mungkin karena keinginanku untuk menyamaratakan tadi. Lagipula aku bisa berteman dengan siapa saja. Aku tidak membeda-bedakan teman-temanku. Kalau mereka tidak mau berteman denganku yo wes gpp.. toh aku juga ga rugi. Saat teman-temanku butuh bantuan dan aku mampu membantunya maka itu sudah menjadi kewajiban untukku. Prinsipku bila kita menanam sesuatu maka kita akan memanen hasilnya. Baik biji yang kita tanamkan itu biji kebaikan ataupun biji keburukan.
            Oke, berakhir sudah edisi kali ini. Singkat tapi padat, nukan? Hehe.. Baiklah, selanjutnya adalah edisi terakhir, dan yang paling ditunggu oleh semuanya (soalnya udah dari tahun lalu ditanyain kapan terbitnya, dan pertanyaan itu terus muncul tiap minggunya) Hahhahahaha.. Untuk edisi akhir akan sangat memuaskan para pembaca karena (akhirnya) terungkap juga beberapa misteri (yang aslinya akan lebih baik G perlu diketahui) yang melingkupi The Dark Knight. Dengan judul Not As Complicated As You Thought, satu edisi panjang The Dark Knight Insyaallah akan memberikan klimaks bagi artikel Rempongs on the Weeks. White Prince dan The Dark Knight undur diri dulu, ya.. Sampai jumpa di edisi terakhir minggu depan... Tetap Semangat.. XOXO.. See Ya...


0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
ini blog perdana "kempong"... mudah-mudahan dapat menampung saran dan segala unek-unek... ada postingan biodata para anggota kempong juga (eksklusif lho... ) jgn lupa tinggalkan komen yach.... terima kasih... HAH!!!

Pengikut

Blogger templates

Blogroll

Copyright © 2012 keluarga rempongTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.