Faozan Rempong

 Faozan, Musisi polos dengan kehidupan bergejolak
            Apa kabar, kembali lagi bersamaku, the Dark Knight dan White Prince yang hobby mengedit tulisanku. Minggu-minggu yang terasa berat ini masih berlanjut. Agak rempong sebenarnya ketika banyak hal yang harus dikerjakan tapi kita G tahu harus mulai darimana. Hmm... Mulailah dengan mengambil nafas, lalu tenangkan pikiran dan tentukan mana yang jadi prioritas terlebih dahulu. Kudoakan kalian para pembaca bisa menjalani hari dengan ringan. Good Luck. Beberapa request yang masuk ternyata banyak yang tak sabar meminta aku dan White Prince segera tampil. Terima kasih, kami menanggapinya dengan senyuman karena pada dasarnya, minggu-minggu yang tersisa tidak akan memungkinkan semua anak KEMPONG masuk dalam artikel Rempongs on the Week, jadi beberapa sisanya akan kuoper ke semester 6 (Insyaallah) dan aku juga White Prince akan tampil paling belakang. Oia, aku cukup tersanjung. Banyak yang mengajukan diri untuk mewawancaraiku nanti. Ha9X... aku jadi tambah besar kepala. LOL... Ya siapapun yang ingin mewawancaraiku dan menulis artikel tentangku, kaya’nya harus gigit jari coz kaya’nya yang akan mewawancaraiku adalah White Prince (begitu juga sebaliknya) biar kami bisa aman, saling menjaga rahasia masing-masing. Ha9X...
            Ok, masuk ke bahasan utama kita, yaitu Faozan. Akhir-akhir ini memang beberapa artikel terasa panjang sekali (dimulai dari Ghaida). Ya memang, aku ternyata punya kesempatan untuk menggali info mereka secara dalam, hingga jadilah artikel tersebut terasa sangat panjang. Dan kali ini (Faozan) juga sama. Anak yang biasa dipanggil BebeStar ini ternyata punya gejolak hidup yang menarik (Intinya, semua orang itu menarik kehidupannya. Apa aku masuk Psikologi saja, ya?) Baik, mulai saja. Faozan ini orang yang apa adanya, dia anak yang polos. Sekarang Faozan mengaku tidak sedang berhubungan dengan siapa-siapa. Kisah asmara Faozan cukup  berliku dan menanjak (Ya, mungkin relatif bagi para pembaca). Dia sudah berpacaran dengan pacarnya yang dulu kira-kira 2 tahun. Pacarnya itu kuliah di Tegal, di UPS (bukan UPS Salah! lho). Karena LDR, hubungan mereka naik turun. Dan akhirnya putus ketika si cewek dijodohkan oleh keluarganya kepada laki-laki lain. Sekarang mantan pacarnya itu bertunangan dengan laki-laki yang dijodohkan dengannya dan sebentar lagi akan menikah (Aku G bisa menebak pada akhirnya nanti Faozan akan datang ke pernikahan mantan pacarnya itu atau enggak) Kriteria cewek ideal Faozan adalah rajin ibadah, seksi, manis, dan lebih pendek darinya. Jadi bagi para pembaca yang tertarik dengan Faozan dan kebetulan tidak lebih tinggi dari Faozan, bisa daftar ke Faozan segera. Ha9X...
            Anak pertama dari empat bersaudara ini memiliki hobby renang (Jangan kaget ya..) Memang kalau hobby renang harusnya Faozan lebih langsing dari sekarang, tapi mungkin memang Faozan G ada waktu dan teman untuk renang jadi renangnya kadang-kadang. Faozan dulu tu pernah langsing, yaitu saat SMA. Dia jadi kaya gini (hingga dapat julukan Bebestar) karena ketika akhir semester 1 dia mencoba minum Appeton Weightagain (dulu SMA aku pernah memikirkannya tapi G jadi karena harganya mahal, sekaleng 300rb) hingga dua botol (setahuku tiga kaleng baru akan benar-benar tampak hasilnya), jadi mungkin tubuh Faozan mudah menyerap nutrisi karena masa perkembangannya yang lagi subur-suburnya dan jadilah sekarang. Mungkin Faozan harus kembali rutin berenang bila ingin mengembalikan bentuk tubuh seperti semula. Tapi tunggu, orang yang minum Weightagain biasanya yang benar-benar ceking, apa dulu SMA Faozan juga ceking?
            Dulu Faozan bercita-cita jadi komposer, maka dari itu ia ingin melanjutkan pendidikannya di bidang musik. Tapi orang tuanya tidak setuju: “Mau Jadi apa?”. Dan sebagai anak yang patuh pada orang tua, Faozan pun mematuhi kata-kata orangtuanya. Ia memilih Bahasa Indonesia karena waktu itu di pikirannya ia merasa Bahasa Indonesia itu mudah, tapi pada kenyataannya ternyata sulit (Ha9X...) tapi Faozan sekarang sudah tidak begitu mempermasalahkannya karena cita-citanya yang sekarang adalah menjadi guru dan ia juga ingin punya usaha sampingan berupa ternak (seperti Imammudin yang sukses dengan PKM ternak lelenya dan kini menggandeng beberapa teman kuliah untuk membuat sesuatu yang lebih dhasyat lagi (tunggu ja aksi Imam ntar)). Faozan masuk UNNES lewat jalur SPMU, dulu diwawancarai oleh pak Tommy. Faozan senang-senang saja ketika pertama kali datang ke UNNES karena ia suka dataran tinggi. Kost pertama yang ia tinggali waktu itu ngikut saja ma temen tapi karena ia sering kehilangan uang dan HP, maka dari itu ia pindah dan meninggalkan temannya yang masih di kost itu.
The Dark Knight: Zan, kamu kan seorang musisi, kok malu-malu meunjukkan bakatmu? Bakatmu bisa digunakan untuk membantu teman-teman kru, khususnya bagian musik.
Faozan: Aku G malu-malu Suf. Sebenarnya aku pengen jadi kru musik tapi ternyata disuruh jadi pemain.
The Dark Knight: Lalu bagaimana perasaanmu memerankan GGL?
Faozan: Sebenarnya belum siap awalnya karena saya berpikir saya G akan terpilih jadi pemain (Apalagi peran GGL, ya?)
            Setiap hari Faozan membaca naskah HAH (dan memang benar-benar dilakukan). Dia benar-benar berlatih agar hafal dialognya, bahkan Faozan sering meminta teman satu kos untuk menjadi lawan mainnya (Hebat!) karena itu nadanya benar-benar nancep di telinga kita saking seringnya ia berlatih sendiri, dan salah satu quote terkenal dari karakternya adalah: “Mau jadi apa? Bencong?” dan seketika semuanya tertawa terbahak-bahak hingga dalam kehidupan sehari-hari banyak anak KEMPONG yang menggodanya dengan quote itu, tapi Faozan santai saja menanggapinya karena ia berpikir semua itu dengan ringan, “Hanya Guyon” (Kan keluarga)
The Dark Knight: Apa yang kau rasakan ketika ada yang menyebutmu Bebestar?
Faozan: Biasa saja, padahal aku enggak merasa Baby Face
The Dark Knight: Tempat wisata favorit yang ingin kau promosikan
Faozan: Di brebes ada yang namanya Waduk Malahayu, Tahu G? (Menghadap ke White Prince)
White prince: (mikir lama)
White Prince: (Masih mikir)
White Price: (dan terus sajalah berpikir)
White Prince: Tidak tahu...
Faozan: Itu lho.. Di Daerah bla bla bla...
White prince: Aku belum pernah kesana tapi iya, sepertinya aku pernah dengar
(Lalu sesama Brebes pun berbicara, hingga...)
The Dark Knight: (menendang White Prince’s ass sampai terguling-guling dan nungging) Oke, lanjutkan Zan, ceritanya... (Tersenyum lebar)
Faozan: (Tidak peduli dengan keadaan White prince yang masih nungging) Di waduk Malahayu kita bisa meyewa perahu dan ada yang ‘nyupiri’, 25rb sekali putaran (dalam hatiku: 25rb dapat 3 mangkok bakso) tapi disana ada mitos Suf. Dulu disana pernah ada pengantin yang bunuh diri, mereka kawin lari (Kawin? Berarti ‘cuman’ kawin, enggak nikah?) dan bila ada pasangan yang mengunjungi waduk Malahayu kabarnya nanti akan putus (Hla titik promosinya dimana, klo misal kamu nyritain yang kaya’ gini?) dan terbukti 3 pasang temanku yang pacaran putus setelah kesana (Wow, mitosnya mirip dengan mitos pantai Sanur)
Faozan memiliki sedikit masa lalu yang tidak mengenakkan dan dia mau berbagi dengan kita. Sebagai bentuk apresiasi, kubuatkan cerpen untuknya.
Bonus cerpen
Maaf
            Hallo, namaku Faozan. Sekarang aku duduk di bangku kelas 2 SMA. Hari ini aku baru saja ujian renang, senang sekali rasanya ketika bisa mendapatkan nilai yang baik. Di perjalanan pulang, aku masih teringat tentang ujian tadi. Lucu sekali ketika ada yang tidak bisa berenang. Aku berhenti sebentar di jalan, menunggui anak-anak pramuka yang sedang berduyun-duyun menyebrang jalan. Di depan gerbang tampak angkot yang menutupi jalan, tapi karena kukira rombongan anak pramuka sudah lewat, akupun bersiap kembali melaju. Ketika angkot di depan gerbang mulai melaju dan tak lagi menghalangi jalanku, aku melaju dan Ctag!!! Motorku menabrak keras sesuatu di depanku. Aku dan motorku oleng terjatuh. Sesuatu yang kutabrak itu terjatuh, tak bergerak seketika. Kepalaku pening, pandanganku kabur, aku melihat sekeliling. Tiba-tiba semuanya sudah ramai. Ada bebrapa orang yang menolongku untuk bangkit dan mengamankan motorku, tapi disisi lain kerumunan orang tampak mengerubuti sesuatu di tepi yang lain. Mereka mengerubuti sesuatu yang kutabrak, begitu pikirku. Ambulans datang, dan segera menolong sesuatu yang kutabrak itu. Bukan sesuatu, aku tersadar, aku... sudah menabrak orang... aku telah menabrak anak kecil, anak pramuka yang hendak menyebrang jalan. Aku memegangi kepalaku, tidak! Ini gara-gara angkot tadi yang menutupi pandanganku. Ahhh! Tiba-tiba tanganku terasa sakit. Kulihat tanganku yang berdarah, lecet panjang terlihat jelas, penuh darah.
            Detik di Rumah Sakit terasa lama sekali, ibu dan ayahku berbicara dengan keluarga korban, anak kecil yang kutabrak. Aku dinasehati oleh keluarga korban. Maaf, aku minta maaf. Adik kecil yang kutabrak itu sekarang sedang koma di kamar Rumah Sakit dan sampai detik ini pula aku belum melihat wajahnya, wajah anak kecil yang kutabrak. Ibu dan ayah mendekatiku, keduanya menyuruhku pulang ke rumah saja dan beristirahat. Aku pulang, entah apa yang akan terjadi padaku, aku pasrah, aku memang sudah berbuat salah.
            Di rumah, tidak hanya sekali, tapi beberapa kali aku mendengar ayah dan ibu terus membicarakan masalah yang kualami, keduanya membuatku terus teringat akan kejadian itu. Entah bagaimana caranya, ketika tanpa sengaja aku mendengar bahwa ayah dan ibuku sudah menyelesaikan masalahku dengan keluarga korban tanpa campur tangan pihak kepolisian. Ayah dan ibu memberikan sejumlah uang yang tak kuketahui jumlah nominalnya kepada keluarga korban demi menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Hingga beberapa hari kemudian, terdengar kabar yang mengejutkan kami. Anak yang kutabrak itu tak berhasil berjuang untuk bertahan hidup, dia tak lagi koma. Sebuah perasaan bersalah menamparku keras, aku melamun di kamar, menghabiskan hari-hariku di rumah. Ibu dan ayah sudah meminta izin kepada sekolah akan keabsenanku karena keduanya khawatir bila aku memaksakan diri berangkat sekolah, aku bisa jadi target kemarahan para tetangga adik yang kutabrak karena adik itu tinggal di dekat sekolahku. Kini aku membiarkan motorku, tak kunaiki lagi. Aku agak trauma bila mengendarai motor. Aahh.. semuanya tiba-tiba berubah dalam sekejap. Jendelaku berembun, bulan desember terasa panjang, lebih panjang dari biasanya. Lamunanku terus melayang, merenungkan diri, mengintrospeksi diri. Hujan yang turun seakan tak rela untuk berhenti, tak mengijinkanku untuk beranjak keluar dari rumah. Dua bulan yang terasa panjang dalam kesendirian, menyesali perbuatan yang sudah kulakukan. Aku tidak depresi, aku hanya ingin meminta maaf... kepada ibu dan ayah yang sudah melindungiku, dan kepada orang-orang yang sudah terluka karenaku. Maafkan aku...
            Faozan menyebut Dasmet sebagai mata kuliah favoritnya. Dia merasa tertantang karena tugas-tugas Dasmet di luar kepala dan kemampuannya tapi Faozan yakin akan bisa menaklukkan Dasmet di semester ini. Meskipun dari luar Faozan tampak santai-santai saja dengan tugas kuliah, sebenarnya Faozan niat kuliah. Ipnya naik mulai semester 3. Kendala yang ia alami selama perkuliahan hanya rasa malas dan terbawa teman, sehingga dia jadi terbiasa mengerjakan tugas dengan copas dan  di detik-detik terakhir, tapi itu dulu. Faozan sekarang mulai mengerjakan tugas sendiri, meskipun dia mengaku tidak yakin hasil pekerjaannya benar bila mengerjakan sendiri.
            Makanan favorit Faozan adalah Ketoprak. Anak ini berbakti dengan orang tua karena keduanya sudah membesarkannya dengan penuh cinta. Warna favorit Faozan adalah putih. Dulu Faozan sempat ikut MLM. Hal itu bermula ketika teman akrabnya mengajaknya. Ia akhirnya ikut tapi berhenti ketika dia sudah mengeluarkan uang 85rb. Menurutnya, MLM yang dulu sempat ia masuki tidak menipu, karena menurutnya sistem MLM memang seperti menjual produk.
            Faozan menikmati suka dan duka rumah jauh. Duka yang dialami Faozan adalah tak punya pacar, teman dari daerah dan tidak punya ATM (relatif) sedangkan sukanya yaitu disini dia jadi lebih punya banyak teman. Lalu berbicara tentang salah satu sahabatnya, yaitu Muslim.
The Dark Knight: Zan, apa yang mendekatkanmu dengan Muslim?
Faozan: Karena sama-sama ngapak (tertawa)
The Dark Knight: (tertawa)
Faozan: Mulai semester 4 dulu ketika kita sekelompok saat pemb.Menulis. waktu itu kan aku baru mulai dekat dengan Muslim.
The Dark Knight: Ya, aku ingat
            Dulu Faozan dan teman-temannya pernah berwisata di Karimunjawa. Mereka naik kapal dari Tanjung Emas dan menghabiskan waktu 2 hari untuk berwisata disana. Tapi sayang, Faozan tidak mempunyai foto-foto di Karimunjawa (Aduh, aku jadi makin pengen kesana) Uang yang dihabiskan Faozan dalam dua hari itu kira-kira 350rb.
            Kembali soal bakat bermusik Faozan. Apakah teman-teman ingat ketika Faozan dulu pernah berbincang dengan sahabatnya di Jakarta saat kita di UNJ? Itu adalah teman Faozan yang saat SMA dulu pernah bersekolah di Brebes. Namanya Dias. Dias asli Jakarta tapi saat SMA sekolah di Brebes lalu balik lagi ke Jakarta untuk kuliah disana. Bersama Dias, dulu Faozan pernah menjadi band pembuka Afgan dan RAN waktu kelas 3 SMA. Mereka manggung di Cilandak Town Square, Jakarta. Faozan memainkan gitar. Aliran musik Faozan adalah jazz. Lagu faoritnya dalah Setengah Hati yang dibawakan oleh Tompi.
             Pengalaman Kklnya yang berkesan adalah di perjalanan berangkat ketika perutnya kumat (hanya itu?) Pendapat Faozan tentang latihan HAH sejauh ini adalah kebanyakan guyon, dan Faozan merasa sutradara kurang tegas. Cerita horror Faozan adalah bebrapa hari lalu ketika dia lagi main laptop di kamar, teman-temannya yang lain sudah tidur. Tiba-tiba dirinya tak bisa bergerak hingga ia berteriak-teriak. Entah, ini G jelas karena apa. Apa memang karena horror atau hal lain (dalam hatiku: masa’ orang yang punya sixth sense kisah horrorny hanya begitu?)
The Dark knight: Zan, ceritakan tentang dirimu yang meiliki Sixth Sense
Faozan: (terdiam sangat lama dan akhirnya menolak menjawab)
The Dark Knight: Baiklah, akan kuganti pertanyaannya, apakah sixth sense mempengaruhi kehidupanmu dan apa yang kau lakukan untuk mengatasinya?
Faozan: Enggak kok. Sebenarnya aku biasa saja. Aku mencoba bersenang-senang, sholat dan dzikir agar tak terbawa suasana horror...
            Alasan Faozan memilih KEMPONG adalah agar bisa satu pementasan drama dengan Muslim, karena keduanya memang sudah bersahabat akrab.
            Nah, berakhirlah artikel kali ini. Pengalaman dan pelajaran yang bisa dipetik dari sedikit kisah Faozan ini mungkin bisa bermanfaat bagi para pembaca. Aku dan White prince merasa senang sekali tiap teman-teman membuka blog ini (entah itu waktu kuliah atau dimanapun) karena itu adalah bentuk penghargaan yang luar biasa bagi hal yang kami sedang lakukan ini (kejar tayang blog) apalagi bila teman-teman terus emmberikan komentar di Buku Tamu. Semoga blog ini bermanfaat dan mendekatkan diri kita pada satu sama lain. Nah, selanjutnya siapa yang akan jadi Rempongs on the Week? Bisa aja kamu yang berikutnya! Jangan lupa kirimkan pertanyaan mengelitik dan request nama yang ingin kalian lihat profilnya kepadaku atau pada White prince. Selamat menjalani hari, bersenang-senanglah dan nikmatilah hidup. Aku dan White prince undur diri. Sampai jumpa di artikel berikutnya. See Ya..

0 komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
ini blog perdana "kempong"... mudah-mudahan dapat menampung saran dan segala unek-unek... ada postingan biodata para anggota kempong juga (eksklusif lho... ) jgn lupa tinggalkan komen yach.... terima kasih... HAH!!!

Pengikut

Blogger templates

Blogroll

Copyright © 2012 keluarga rempongTemplate by : UrangkuraiPowered by Blogger.Please upgrade to a Modern Browser.